Untuk takut yang merayapi tiap inchi tubuh ini
Demi Tuhan, aku ingin mati
11.49
31 Juli 2015
Friday, July 31, 2015
Untuk takut yang merayapi tiap inchi tubuh ini
Demi Tuhan, aku ingin mati
11.49
31 Juli 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 1:09 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Saturday, June 13, 2015
Senja kembali menemui malam
Mengetuk pintu diantara takut
Lalu disuguhkan secangkir kopi bersama malam
Tak habis seteguk pun
Hanya tumpah berjuntai juntai kata yg akhirnya termuntahkan
Antara jingga bercampur merah wajah senja menahan tangis
Terlalu pilu dalam satu rembulan ia menelan kata
Tak pernah sekelu ini
Tak pernah senja seluka itu
Lalu hujan tak pernah alpa
hantarkan dingin memeluk harap yg kian menguap
Temani senja hingga malam kembali pergi
Tapi senja terus menunggu malam, tak pernah bosan, tak pernah berhenti haturkan doa
Hitung detik di antara menit, hanya ingin berdampingan malam
Menunggu puisi bersama seniman malam
17.47
Jakarta, 13 Juni 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 7:44 PM | 3 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Friday, June 12, 2015
Berputar dua rotasi bumi aku bernafas lega
Walau masih tercekat
Tersisa degup jantung yang kemarin berlomba terlalu cepat
Semalam semua terasa suram
Aku kaku tak berani bergerak sedetik jua
Serupa magma, semua tumpah dalam caci yang penuh dengan maki
Tertusuk, mengganjal di kerongkongan
Aku mati asa
Aku bisu tertelan kelu
Duka ku tak terbendung, menghanyutkan tanpa ruang aku bernafas
Beruntut, berbaris, mengait satu sama lain
Membentuk mata rantai duka yang mencambuk hati dan relungku
Aku, perempuan berkerudung duka
Untuk tawa yang ku bagi kemarin sore,
Hanya itu yang tersisa untuk setidaknya bahagia terlihat di bibir
Karena air mata terlalu sungkan aku bagi
Biar cinta terlihat di mataku, walau hanya nanar yang sebenarnya terasa
05.15
Jakarta, 12 Juni 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 5:17 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Thursday, June 11, 2015
Takutku terjawab, dengan seribu diammu yg semakin panjang
Lalu aku tetap kaku pada takut
Bergema serupa memoar luka dalam kalbu
Bayangmu masih pekat dalam mimpi, sebatas itu
Entah selekat apa janjimu dulu terukir
Belum memudar seberkas jua
Masih bergaung jelas dalam ruang yang aku sebut puisi
10.19
Jakarta, 11 Juni 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 2:51 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Wednesday, June 10, 2015
Jakarta seharian ini terasa gelap tanpa hangat
Kentara aneh diantara kemarau, tertiup angin gigil dari timur
Aku mematung bersama beku senja ini
Lalu kau bertandang
Melukis kembali senyum yang bulan lalu kau telan bulat bulat
Aku berkabung atas harap yang kembali akan kau gantung
Karena dusta lalu ternyata terlalu pekat menggores luka
Selaksa jiwa, sekosong dekap janjimu yang menguap
Aku sekedar takut
Takut, takut amarah memeluk namamu lagi
Takut duka membayang di antara cerita kita
Karena kata bisa serupa komedi
Membangun cerita, namun hanya untuk tawa, tak bermakna sedalam doaku
07.16
10 Juni 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:11 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, June 2, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:36 PM | 1 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, May 26, 2015
Langit malam nampak merah menahan tangis
Simpan hujan yg tertumpah dini hari nanti
Serupa lebam di pipi langit, menahan asa yg kentara terlalu sesak
Lalu hendak kemana kata kata yg diredam dua pekan kemarin
Sembilu di antara aksara hingga hilang nyawanya
Menjaga sakral syair, sejujur-jujur puisi
Tapi hati ternyata polos tanpa poles
Hendak berkata, sejenak melunak
Sudah lama tak ku lihat kau menari menggores seni
Sebatas itu kau masuki ruang puisi?
Berdansalah sejenak, dengarkan lagi dendang lama sambil bersajak
20.32
Jakarta, 26 Mei 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:35 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Friday, May 22, 2015
Berpatut patut dibalik cermin
Sekedar berbincang pada wajahnya sendiri
Lalu ia tersenyum, tertawa, sampai akhirnya matanya memudar
Air mata tak terbendung dalam jujurnya
Bukan kali pertama luka tersimpan di lembah hatinya
Dan lagi lagi marah pada diri yang rela tersungkur
Memaki pantulan cermin, luapkan kata yg tertahan di bibir
Tapi senyumnya tak pernah cela
Tawanya masih sempurna dibagi dalam ruang cinta
Dzikir sujud tak henti mendoakan kasihnya
Karena perempuan terlalu naif untuk dipandang rapuh
Pun terlalu tega untuk dibiarkan terus dan lagi tergores luka
Matanya tetap bulat jeli hantarkan senyum di ujung bibirnya
Lalu apa kau lihat sinar disana?
Sudah mati bung, itu hanya topeng cantiknya menutup kecewa
Tak ada kata penghantar asa di bola matanya, bisu tak terpecahkan
Untuk perempuan yg sempurna diciptakan anggun oleh-Nya
Muliakan diri, jangan lagi izinkan diri terjatuh dan berdiam
Dirimu terlalu berarti untuk dunia
Tersenyumlah tanpa noda, biar buramnya hati, kita simpan di ujung sujud sembah
08.05
21 Mei 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:56 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Thursday, May 21, 2015
Setapak buram, sepekan hitam
Tak terjamah air mata, karena amarah
Kalau candumu sayatkan luka,
Pergilah dengan hapus jejakmu sendiri
Biar sesak meradang
Biar luka bersarang, kubagi sendiri dengan jiwa
07.47
21 Mei 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:07 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 12:27 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Sunday, May 17, 2015
Detik terhitung menit, berputar serangkai waktu hingga akhirnya tenggelam hari
Masih sunyi dari pekik, tanpa tangis, mungkin terlalu kebas
Lamunan penuh tanya akan kejamnya tokoh yang santun lembut mengetuk hati kemarin
Lalu tentang noda serampangan di dinding ruang puisi
Konyol tak tergambar kata
Seolah pena pun diam, tak mau dulu menari di atas kertas
Lalu ritme kata dalam berpuisi kemarin mengalun dalam senandung usai
Kosong
Begitu kosong, melayang nyawanya
Terbunuh dusta, tercabik harap
Tersisa kosong, menguap sunyi senandung usai
Yang terbenci adalah khianat
Semudah kata dan janji terucap, begitu rendah tanpa nilai
Tapi tak ada air mata, tak boleh kalah karena komedi kata
Hati terlalu sibuk obati kecewa yg menganga tak terkira
Lalu percayaku kembali ke titik nol
Semua benar serupa bayang, terlalu semu
18.34
15 Mei 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:36 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Friday, May 15, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:41 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, May 12, 2015
Malam menjemput asa perempuan duka keperaduan
Setelah satu kejap mata terpejam dalam buai
Lalu kembali terbangun dengan meluapnya rindu
Masih berputar bayang wajah diantara pekatnya rindu sekosong temu
Mengusir dingin yang menjalar dengan usapan wudhu
Perpanjang sujud hanya ikhlas untuk berserah
Ditiap butir doa, kutitipkan rindu sejauh jauh jarak peluk
Aku mendekapmu atas ridho-Nya
Di antara kosongnya kata dan suara,
Masih tergores jelas cinta dalam relung kalbu
Menumpahkan semua rasa dalam diam di atas sajadah pertengahan malam
Setulus-tulus kasih, kutitipkan dirimu hanya kepada-Nya
Biar semesta yg mempertemukan kita
01.05
12 Mei 2015
Setelah Tahajud
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 6:25 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Wednesday, May 6, 2015
Terima kasih Scosient :)
|
Selfie bareng, serasa 4 tahun lebih muda :D
|
Bersama Choirul Arifin, alias Ipin, Alias Ilul :D |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:13 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, May 5, 2015
Pertengahan malam setelah tiga bulan kita mengenal
Hatiku tak bisa jauh dari nama dan bayangmu
Bisikan sepi selalu mengejek
Bayang kehilangan selalu menjadi hantu dalam lamunan
Karena cintaku terlalu lekat akan kamu
Semakin rindu semakin gagu, lalu aku hampir mati menahan kata
Namun doa yang selalu terucap dan hati yang selalu ikhlas
Yakinkanku akan sebuah kebahagiaan
Atas nama Allah asa ini tumbuh
Memupuk cinta dan cita di penghujung sujud
Untuk semua kata yang terucap
Untuk semua doa diakhir shalat
Kuyakinkan Semesta mengaminkan
Jalan kita masih panjang, semua akan baik saja :)
5 Mei 201
Seniman Malam kembali Menyulam Kata di antara 1420 km
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 6:57 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Semanis tawa, seanggun senyum
Indah cinta kembali menyapaku dengan halus
Di antara kata yg mengalir bersama kita
Setidaknya rinduku terbalut lagi cintamu
Selingkar untai diksi
Melukis lagi puisi kita
Sepenuh asa, selekat-lekat rindu kita bertabur
Lalu kapan kita bersua?
Aku tak tau,
Biar Rabb Sang maha cinta yg mempertemukan
Agar lebih indah, tak terkira rindu kita membuncah
12.21
5 Mei 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 6:55 AM | 1 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Sunday, May 3, 2015
Seharian ini Jakarta hujan
Sederas deras rindu, selekat dingin hadir memeluk nona
Lalu puisinya kembali menari
Berputar makna tak mau lekang dari bayang prianya
Apakah semu?
Ia tak tau
Sepucuk cinta yang ia mengerti
Sapa kosong pertengahan malam tadi
Dan tak lagi berpantul setelah jawabnya dengan buncah hati
Sungguh nona menanti seharian ini,
Lagi lagi berteman hujan tiada henti
Lalu nona mengeja kata cinta satu setengah purnama kemarin
Tersungging senyum, walau matanya basah tak mampu tertutupi
Cintanya belum jua luntur, semakin lekat di antara sunyi
Menunggu tuan sudi sudahi permainan menggores hati
Jangan lagi lukai, tulus hatinya hanya ingin dihargai
16.36
Jakarta, 3 Mei 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 4:38 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, April 28, 2015
Serupa kanvas
Tertoreh, terlukis dengan eksotis
Tertumpah warna, jingga, merah muda dan biru laut
Langit Jakarta sedang sangat memikat
Seperti senja ini,
Ku nikmati lumat-lumat lembayung warna nan anggun
Tiada ucap selain syukur
Lalu aku lagi-lagu terpana kepada singgasana-Mu
Meliuk indah, beriak panorama, ooh tak mampu lagi ku sebut
Aku jatuh cinta,
Pada langit di ujung jalan selat selayar petang ini
17.55
28 April 2015
Jl. Selat Selayar, Jakarta
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 6:11 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 1:20 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Sunday, April 26, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 6:03 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 7:08 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Saturday, April 25, 2015
Jingga terbuka selebar-lebar senja sabtu ini
Di antara rintik yg manis perlahan menyentuh tanah dengan dingin
Namun pelangi belum mau lengkungkan seberkas senyum
Setelah bermalam-malam penuh rindu aku beku di antara bayangmu
Ingin menampik cinta yg terlalu lekang dalam jiwa
Tapi aku tak mampu
Aku terluka setelah sapamu dengan masa lalumu
Aku tak ingin kau sebercanda itu
Di setiap butir tasbih, ayat ayat doa dipenghujung sujud lima waktu
Aku masih menyebut namamu
Lalu sapa memecah rindu yg semakin pucat pasi sedetik waktu
Memeluk kata, sesederhana itu aku merindumu
Tularkan hangat dalam jiwa yg kelu membisu
Terima kasih atas sapamu semalam, wahai pelukis rindu
17.45
25 April 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 5:49 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, April 21, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:32 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Untuk apa kau terus menyulam?
Menusukkan jarum demi jarum di antara jemari
Sadarkah kau? Tidak ada seberkas kainpun yang kau pegang
Sudah, jangan lagi kau tusuk jarum diujung jemarimu
Usailah tiap tetes darah yg akhirnya percuma untuk terjatuh
05.37
21 April 2015
Karena perempuan terlalu berharga untuk melulu terjatuh dalam luka
Selamat Hari Kartini Perempuan Indonesia
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 5:39 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Monday, April 20, 2015
Subuh kembali menjemput
Setelah engkau lagi lagi menembus pagi dalam diam
Aku mencarimu dalam setiap detik malam berdentang
Tak jua mengerti akan alur yang kau maksud
Sunyi tanpa kata dan suara, seperti ini alurmu?
Hey, diam bukan pilihan tepat untukmu saat ini
Untuk perempuan yang kau beri nama Lentera
Akan meredup jua ketika diacuhkan dalam malam panjangnya
Ia tak akan benderang ketika tak ada yang memantik api untuknya
Subuh ini aku melawan gigil yang dari semalam menyelimuti
Membasuh wudhu sekedar tenangkan hati
Melantunkan bait bait rindu berhias air mata dipenghujung sujud
Lagi lagi namamu yang berputar
Bergetar dalam ucapku nan semakin pilu menantimu
Ya Rabb
Aku mohon dengan sangat
Lunakkan hatinya,
Sekedar datang memberi kabar
Karena aku ternyata terlalu mencintainya
05.03
20 April 2015
Setelah sujud panjang menumpahkan rindu yang belum mendapatkan tempat bertumpu
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 5:38 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Friday, April 17, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 9:58 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Wednesday, April 15, 2015
Gerimis datang, selimuti malam yang terus merangkak naik di ujung Jakarta
Temani aku mengeja waktu di stasiun kereta selarut ini
Di antara bisingnya ibu kota
Di antara penuhnya manusia berjejal tanpa ampun mengejar metropolitan
Di antara kusutnya wajah sisa lelah seharian ini
Di antara remuknya tubuhku, hanya mendamba rehat
Di antara fikiranku yang tumpang tindih berlari
Tapi ternyata, kamu masih terus membayang
Mengelabuhi aku dengan rindu yang terlalu kental
Aku bisa gila
Kamu harus tau
Aku tidak bisa pergi
Menetap pilihanku
Aku menunggu bingkai alurmu
Karena setulus-tulus hati ini, tak pernah senyaman goresan sajak seorang seniman malam
Telah hangat kau menuntunku mengerti ikhlas mencinta
Telah panjang mimpi kita ukir untuk nanti
Telah penuh percayaku akan kamu
Aku ingin menjadi penghebatmu
Memungkinkan semua kata dalam cita bersama cinta kita
Atas nama Allah, semoga di Ridhoi-Nya
20.38
Stasiun Pondok Ranji, setelah perjalanan panjang hari ini, 15 April 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:42 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tidurku tak lelap semalam tadi
Gelisah tak keruan mimpi
Menunggu sapa manismu seperti malam-malam bulan kemarin
Aku bukan lelah, hanya terlalu pilu dalam rindu yang mengganggu
Terlalu kelu karna acuhmu yang sungguh menyakitkan
Jika itu dukamu, berkatalah, sisihkan dukamu untuk kau bagi dengan aku
Itu yang disebut dengan cinta
Pukul tiga aku terjaga
Membuka jendela yang biasa kita bertukar sapa
Kosong ternyata
Kau masih angkuh memelihara kata
Karena doa adalah ungkapan paling rahasia,
Aku bersujud dalam air mata yang harus tumpah karna rindu akan kamu
Ku dendangkan ungkapan hati di atas sajadah menembus pagi segelap ini
Atas jarak yang akhirnya lagi kau ciptakan
Terlalu sesakkanku untuk rindu yang kau untai sejauh jauh ucap terdengar
Aku tak bisa pergi, aku tak lelah untuk menetap
Hanya ingin melihatmu datang
Karna bunga ingin diperjuangkan sebelum di petik
Kemarin datang empat kumbang menganggu
Tertampik semua untuk tulusnya bunga ini menunggu
Menunggu cinta yang sudah terjalin satu purnama ini
Katanya, kita sudah menyatu
Aku hanya bisa berdoa
03.24
15 April 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 3:27 AM | 1 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, April 14, 2015
Aku tak pernah membenci malam
Ia terlalu tenang, mesra dan menghanyutkan utk bisa dibenci
Malam
Walau kelam
Tapi mampu buatku tenggelam
Mengajarkan butir-butir sajak
Menggoreskan seni pada ritme cinta
Pada kata yang terlalu sakral, rindu
Rindu menjalar perlahan, namun pasti mencekik
Sesak, tertelan bisu di antara sunyi
Sunyi sang malam
Lalu malam pasti datang, setelah petang menghantar bersama kumbang
Tapi dekapan malam akan merenggang, ketika fajar harus menyapa
Karena tidak ada kata abadi,
Maka jangan kau tanam percaya pada hati manapun
Siapapun, akan memanjakan ego di antara cintanya yg angkuh
Ah, rasanya kata percaya begitu kosong di hati itu
Tak bernilai
Tanpa penghargaan
Aku pun akhirnya meragu
Titik nadir pasti akan ditemui
Ketika kosong terlalu sering menyongsong, di antara upaya yang ternyata tak bisa bersambut kasih
Kosong
Semu
Serupa bayang cinta
Malam pun tak seramah biasanya, setelah genap satu rembulan
12.22
14 April 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 9:31 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Sunday, April 12, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 4:06 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Saturday, April 11, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:53 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 9:05 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Thursday, April 9, 2015
Kamu percaya tidak?
Aku menangis menunggumu
Ketika belenggu rindu terlalu mengukung, memukul, dan terlalu kaku untuk berkata
Aku hanya ingin menunggumu lagi menyapa
Malam semakin kelabu berselimut hujan yang baru saja turun
Seperti tau akan luka yang akhirnya tergores lagi
Dingin yang memeluk malam tak bergeser sedikit pun
Angkuh begitu pongah akan sunyi yang kau rawat
Kamu percaya tidak?
Aku menangis menunggumu
Ku ucap lagi harap dalam sebait doa berulang
Memupuk cinta di antara perihnya rindu
Tak inginkah kau sekedar obati?
Mendekapku dalam kata yang terlalu lama ingin ku dengar
Mengertilah..
11.52
9 April 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:50 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Tuesday, April 7, 2015
Photo by : M. Ario Nugroho |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 1:39 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Saturday, April 4, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 7:01 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:08 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 10:00 AM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Friday, March 27, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:40 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:34 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:28 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Friday, March 20, 2015
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:58 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:20 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:10 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
© Menyulam Kata - Designed by Nudge, Blogger templates by Blog and Web.