Photo by : M. Ario Nugroho |
Seribu tanya menggantung di antara pekat malam
Ketika rembulan utuh sungguhkan wajah penuh senyum
Tak ada semu di setiap lembar cahaya yang redup menenangkan itu
Kenapa hanya remang bulan yang kutemui dalam dingin sesenyap ini?
Lalu bintang bertengger dengan anggun tanpa sapa?
Kata-kata terlalu erat dalam peluk yang hanya serupa metafora
Dan wajah teduhmu lagi-lagi menemuiku di antara buai lelap sepertiga malam
Aku bercumbu dengan sunyi
Bercengkrama dalam rindu yg memang harus tersimpan
Kata yang tak terucap, tapi terangkai dengan indah,
dalam sebait sajak sang malam
Bercengkrama dalam rindu yg memang harus tersimpan
Kata yang tak terucap, tapi terangkai dengan indah,
dalam sebait sajak sang malam
Terurai begitu saja dengan kosong
Lalu, ku selipkan lagi mimpi dan cinta di nadimu
Ku titipkan sepotong hati dalam jarak yg terukur di antara kita
Menjuntai harap, untuk kau kalahkan ruang dan waktu yg kian mengganggu
Karena rindu terlalu kelu, menunggu mata sayu menyapa dalam temu
Lalu, ku selipkan lagi mimpi dan cinta di nadimu
Ku titipkan sepotong hati dalam jarak yg terukur di antara kita
Menjuntai harap, untuk kau kalahkan ruang dan waktu yg kian mengganggu
Karena rindu terlalu kelu, menunggu mata sayu menyapa dalam temu
22.34
6 April 2015
6 April 2015
0 komentar:
Post a Comment