Gerimis datang, selimuti malam yang terus merangkak naik di ujung Jakarta
Temani aku mengeja waktu di stasiun kereta selarut ini
Di antara bisingnya ibu kota
Di antara penuhnya manusia berjejal tanpa ampun mengejar metropolitan
Di antara kusutnya wajah sisa lelah seharian ini
Di antara remuknya tubuhku, hanya mendamba rehat
Di antara fikiranku yang tumpang tindih berlari
Tapi ternyata, kamu masih terus membayang
Mengelabuhi aku dengan rindu yang terlalu kental
Aku bisa gila
Kamu harus tau
Aku tidak bisa pergi
Menetap pilihanku
Aku menunggu bingkai alurmu
Karena setulus-tulus hati ini, tak pernah senyaman goresan sajak seorang seniman malam
Telah hangat kau menuntunku mengerti ikhlas mencinta
Telah panjang mimpi kita ukir untuk nanti
Telah penuh percayaku akan kamu
Aku ingin menjadi penghebatmu
Memungkinkan semua kata dalam cita bersama cinta kita
Atas nama Allah, semoga di Ridhoi-Nya
20.38
Stasiun Pondok Ranji, setelah perjalanan panjang hari ini, 15 April 2015
0 komentar:
Post a Comment