Aku tak pernah membenci malam
Ia terlalu tenang, mesra dan menghanyutkan utk bisa dibenci
Malam
Walau kelam
Tapi mampu buatku tenggelam
Mengajarkan butir-butir sajak
Menggoreskan seni pada ritme cinta
Pada kata yang terlalu sakral, rindu
Rindu menjalar perlahan, namun pasti mencekik
Sesak, tertelan bisu di antara sunyi
Sunyi sang malam
Lalu malam pasti datang, setelah petang menghantar bersama kumbang
Tapi dekapan malam akan merenggang, ketika fajar harus menyapa
Karena tidak ada kata abadi,
Maka jangan kau tanam percaya pada hati manapun
Siapapun, akan memanjakan ego di antara cintanya yg angkuh
Ah, rasanya kata percaya begitu kosong di hati itu
Tak bernilai
Tanpa penghargaan
Aku pun akhirnya meragu
Titik nadir pasti akan ditemui
Ketika kosong terlalu sering menyongsong, di antara upaya yang ternyata tak bisa bersambut kasih
Kosong
Semu
Serupa bayang cinta
Malam pun tak seramah biasanya, setelah genap satu rembulan
12.22
14 April 2015
0 komentar:
Post a Comment