Langit malam nampak merah menahan tangis
Simpan hujan yg tertumpah dini hari nanti
Serupa lebam di pipi langit, menahan asa yg kentara terlalu sesak
Lalu hendak kemana kata kata yg diredam dua pekan kemarin
Sembilu di antara aksara hingga hilang nyawanya
Menjaga sakral syair, sejujur-jujur puisi
Tapi hati ternyata polos tanpa poles
Hendak berkata, sejenak melunak
Sudah lama tak ku lihat kau menari menggores seni
Sebatas itu kau masuki ruang puisi?
Berdansalah sejenak, dengarkan lagi dendang lama sambil bersajak
20.32
Jakarta, 26 Mei 2015
0 komentar:
Post a Comment