Detik terhitung menit, berputar serangkai waktu hingga akhirnya tenggelam hari
Masih sunyi dari pekik, tanpa tangis, mungkin terlalu kebas
Lamunan penuh tanya akan kejamnya tokoh yang santun lembut mengetuk hati kemarin
Lalu tentang noda serampangan di dinding ruang puisi
Konyol tak tergambar kata
Seolah pena pun diam, tak mau dulu menari di atas kertas
Lalu ritme kata dalam berpuisi kemarin mengalun dalam senandung usai
Kosong
Begitu kosong, melayang nyawanya
Terbunuh dusta, tercabik harap
Tersisa kosong, menguap sunyi senandung usai
Yang terbenci adalah khianat
Semudah kata dan janji terucap, begitu rendah tanpa nilai
Tapi tak ada air mata, tak boleh kalah karena komedi kata
Hati terlalu sibuk obati kecewa yg menganga tak terkira
Lalu percayaku kembali ke titik nol
Semua benar serupa bayang, terlalu semu
18.34
15 Mei 2015
0 komentar:
Post a Comment