Menggantung anggun rembulan menggoda
Sesayup angin timur tiupkan syair pekan kemarin
Lalu hanya malam berteman seni yg tak pernah alpha
Sekelam gelap temaram rembulan aduhay
Sesayup angin timur tiupkan syair pekan kemarin
Lalu hanya malam berteman seni yg tak pernah alpha
Sekelam gelap temaram rembulan aduhay
Lelaki itu tak bergeming sedetik jua
Hanya melumat habis dapa per dapa tarian laut meliuk lembut
Tidak pernah sedamai ini,
Ditempat ini, dermaga kampung kita
Hanya melumat habis dapa per dapa tarian laut meliuk lembut
Tidak pernah sedamai ini,
Ditempat ini, dermaga kampung kita
Belum ada kata per aksara pun jua
Masih mengugu merawat seribu tanya perempuan diseberang sana
Naif menyimpan asa, hingga busuk lapuk tak ingin dusta
Tapi kata tak lelah menari
Berputar seirama simfoni parade laut senja tadi
Biar mati terkenang cerita, terekam abadi dalam sajak cinta
Masih mengugu merawat seribu tanya perempuan diseberang sana
Naif menyimpan asa, hingga busuk lapuk tak ingin dusta
Tapi kata tak lelah menari
Berputar seirama simfoni parade laut senja tadi
Biar mati terkenang cerita, terekam abadi dalam sajak cinta
Lelaki di ujung dermaga
Seribu doa, selaksa mimpi, sekelu memori
Berganti dua rembulan dalam tiap sujud sepertiga malam
Biar namamu terbawa pelukan tarian ombak pagelaran laut
Seribu doa, selaksa mimpi, sekelu memori
Berganti dua rembulan dalam tiap sujud sepertiga malam
Biar namamu terbawa pelukan tarian ombak pagelaran laut
00.24
Jakarta, 21 Mei 2015
Jakarta, 21 Mei 2015
Untuk lelaki di Ujung Dermaga Timur Indonesia
0 komentar:
Post a Comment