Senja kembali menemui malam
Mengetuk pintu diantara takut
Lalu disuguhkan secangkir kopi bersama malam
Tak habis seteguk pun
Hanya tumpah berjuntai juntai kata yg akhirnya termuntahkan
Antara jingga bercampur merah wajah senja menahan tangis
Terlalu pilu dalam satu rembulan ia menelan kata
Tak pernah sekelu ini
Tak pernah senja seluka itu
Lalu hujan tak pernah alpa
hantarkan dingin memeluk harap yg kian menguap
Temani senja hingga malam kembali pergi
Tapi senja terus menunggu malam, tak pernah bosan, tak pernah berhenti haturkan doa
Hitung detik di antara menit, hanya ingin berdampingan malam
Menunggu puisi bersama seniman malam
17.47
Jakarta, 13 Juni 2015
Keren-keren nih (O.O) pemilihan katanya aduuuh (O.O)
Hehehe hobi memainkan diksi mas
Hehehe hobi memainkan diksi mas