Aku
mempelajari hal hebat dari orang yang begitu ikhlas menjalani hidupnya.
Belum
ada kata marah pada hidup, apalagi menyalahkan takdir dalam ucapnya.
Selalu berusaha menghadirkan senyum dan tawa pada diri
orang lain, tanpa sempat memikirkan dirinya sendiri.
Ia
hanya ingin berarti dan bermanfaat.
Entah kenapa hari ini ingin menulis tentang hal ini.
Hidup adalah bagaimana kita memaknai dan menikmatinya.
Mengikuti semua rencana Tuhan yang telah disiapkan dengan indah. Keyakinan ini
selalu dipupuk untuk membuat kita bersyukur pada apapun yang kita terima dan
jalani.
Menyalahkan keadaan, atau sekedar bersumpah serapah
pada masalah yang kadang menghampiri kita tanpa negosiasi, memang adalah hal yang paling mudah untuk kita lakukan. Emosi meningkat, fikiran negatif
menguasai, dan semua terlihat serba mencurigakan. Kepuasaan pasti akan terasa
ketika itu. Iya, ketika itu saja. Karena setia pada yang baik adalah upaya yang
tidak pernah sia-sia.
Malam itu aku membaca tentang apa yang disebut “mimpi harus kita punya”. Tanpa mimpi,
bagaimana orang macam kita bisa bertahan hidup? Bukankah bermimpi itu gratis? Tinggal
bagaimana kita mampu melampaui mimpi-mimpi itu. Anies Baswedan mengatakan “Pemimpin itu adalah Pemimpi+N. N nya adalah
Nyali” jadi untuk menjadi pemimpin, kita cukup menjadi seorang yang berani
bermimpi. Subhanallah.
Seorang yang baru aku kenal, yang saat ini membuatku
menghabiskan bermenit-menit dalam jeda kegiatanku untuk sekedar merenungi makna
hidup. Ia adalah seorang yang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Hidupnya enak?
Tentu tidak, terlalu banyak pembelajaran hidup yang ia dapatkan di usianya yang
masih terbilang muda. Karena orang besar dilahirkan dari rahim kehidupan yang
kaya akan makna dan proses hidup yang tidak boleh mudah. Ia terlalu kuat jika
hidupnya tanpa liku.
Banyak mengalami kesulitan, cobaan dan hal yang
menakjubkan membuatnya kerap mengeluh? Rasanya tidak. Ternyata ia benar-benar
seorang pemimpin. Tidak mengenal penyesalan, keluhan, apalagi serapah pada
kehidupan. Optimis itu harus kata dia, “tidak
ada yang tidak mungkin jika yang diatas sudah berkehendak” begitu ucapnya
ketika itu. Ucapan itu terdengar biasa saja, banyak yang sudah mengucapkannya. Tapi
ia mengatakan itu karena sudah merasakan asam manis garam kehidupan di usianya
yang muda, dan ia benar memegang prinsip itu dalam menjalani hidup. Semoga mimpinya
terlampaui, mengukir senyum di bibir kedua pahlawannya, Ayah dan Ibu.
Lalu ia menghabiskan waktu luangnya di antara
anak-anak jalanan. Transfer ilmu pengetahuan dan berupaya memenuhi hak bahagia anak-anak.
Nampaknya, lingkup ini mengajarkan berjuta makna pada dirinya. Jangan pernah
merasa menjadi orang paling sulit dalam hidup. Mensyukuri segala nikmat dari Tuhan,
nikmat hidup, nikmat bersaudara, nikmat dilahirkan dan sebagainya bisa kita
lakukan ketika kita ikhlas.
“Ikhlas
itu adalah bersyukur bahwa apa yang kita dapat hari ini adalah hal terbaik yang
diberikan oleh Sang Pemilik Rezeki. Bahwa, masalah yang kamu hadapi saat ini
adalah rezeki terbaik bagi kamu. Ingat, Dia tidak pernah salah memilihkan peran
dan skenario hidup seseorang” -9 Matahari-
Setiap perkenalan akan memberikan pembelajaran baru
jika kita mampu memaknai dan menghargai setiap pribadi. Setialah pada yang
baik. Berupaya naik kelas dalam sekolah kehidupan, dan tentunya berikanlah
kebermanfaatan untuk lebih banyak sesama. Stay Positive!
0 komentar:
Post a Comment