Rss Feed
  1. Narasi Perpisahan Scosient

    Wednesday, May 6, 2015

    "Truly great friend are hard to find, difficult to leave, and impossible to forget"

    Bismillah hi Rahman ni Rahim
    Ucapkan syukur atas semua nikmat yang masih diberikan kesempatan oleh Sang Rabb untuk kita rasakan. Setiap hembus nafas yang leluasa kita nikmati. Fungsi organ tubuh yang berjalan dengan lancar. Kelengkapan raga, fikiran dan jiwa yang masih melekat dalam diri.
    Senyuman sahabat yang masih kita temui, kehadiran saudara di rumah kita masing-masing, dan cinta dari kedua orang tua yang masih mengalir tanpa henti, selayak doa beliau kepada kita. Alhamdulillah, Alhamdulillah hi rabbil alamiin, Alhamdulillah hi rabbil alamiin, Alhamdulillah hi rabbil alamiin.
    Pernah terbayang ketika 1 menit saja oksigen dihilangkan dari bumi? atau beberapa detik saja organ tubuh berhenti bekerja, darah tidak lagi mau mengalir, jantung tidak ingin berdetak, pernahkah diri kita dalam satu sujud saja mengucap syukur secara khusus untuk nikmat tubuh dan hidup serta sehat yang masih Allah izinkan kita nikmati? Lalu kehadiran kerabat yang tak bosan memberi cinta, pernahkah dalam satu balutan doa, kita ucapkan syukur dengan ikhlas tentang kehadiran dan begitu banyaknya teman dan sahabat yang kita miliki, tentang semua indahnya kata dan cerita yang Allah izinkan untuk kita bagi.
    Tentang cinta dan doa saudara kita yang ternyata tidak pernah lupa menyebut nama kita disetiap ujung shalatnya. Masih ingat kan bagaimana kita bertengkar, mengacuhkan kaka dan adik kita dirumah, tanpa pernah perduli ternyata ia mengharapkan kasih dan kehadiran kita bersamanya dirumah. 
    Lalu tentang ayah dan ibu, hanya wajah asam yang kita berikan ketika uang jajan yang kita terima kecil atau ketika kita dilarang main atau sekedar keluar rumah. Hanya wajah asam dan sapaan ketus yang kita berikan. Pernah kita terfikirkan bagaimana perasaan dua pahlawan kita itu? Yang akhirnya gundah, khawatir setiap menit memikirkan anaknya yang pergi sekolah dengan wajah masam. Yang selalu memikirkan anaknya sudah makan atau belum, siang ini makan apa, apakah ada beban dihatinya ketika uang jajan hari itu begitu kecil, bukan karena apa, tapi memang uang ibunya hanya tersisa segitu.
    Pernahkah terhitung diantara kita, di setiap sujud lima waktu dan shalat malam yang ayah dan ibu dirikan, selalu ada nama kita disebut, hanya ingin anaknya bahagia, sehat seutuhnya, dan tersenyum esok pagi. Pernah tidak ya, kita memikirkan ayah tadi siang makan apa? atau sekedar menanyakan ibu nanti malam mau makan apa? aah, rasanya tidak, kita hanya terfokus pada apa yang kita terima, tanpa perduli kadang sikap kita begitu menyakiti dua orang yang secara ikhlas dan tulus mencintai kita...
    Astagfirullah hal adzim, Astagfirullah hal adzim, Astagfirullah hal adzim...

    Untuk semua nikmat, untuk semua cinta dan untuk semua izin Allah atas berjalannya kehidupan kita, jangan pernah lupa ucapkan syukur dan hamdalah. Karena kita tidak akan pernah tau, kapan semua itu akan diberhentikan. Jangan lagi marah, terlebih menyalahkan keadaan, bahkan ketika kita mendapatkan masalah, kita harus tetap mengucap syukur, karena itu adalah rezeki terbaik yang diberikan oleh Sang Pemilik Rezeki. Dan yakinilah, bahwa masalah adalah satu tanda bahwa kita akan naik kelas dalam kehidupan ini. Ikhlaskan dan Syukuri.

    Lalu hari ini, 4 Mei 2015, terhitung sedari pagi kita sudah menghabiskan detik-detik waktu hanya untuk kita, hanya untuk 30 orang dalam ruangan ini, hanya untuk kita, XII IPA 1. Dan tidak terasa waktu kita disini hanya sampai besok, kurang lebih sehabis ashar kita akan kembali ke Jakarta. 
    SMA, tiga tahun yang ternyata seperti terlewat begitu saja, tiga tahun, kurang lebih 1.095 hari kita tapaki bersama. Rasanya baru kemarin lulus SMP, lalu bingung mau masuk SMA mana, atau ada yang memang sudah menargetkan masuk MAN 9. 
    Lalu akhirnya kita bertemu, di MOS tiga hari awal SMA dulu. Belum, kita belum saling kenal. Belum tau anak manis bernama Halimatus Sadiyah, belum kenal anak lincah bernama Dede Darmawan, belum tau dua hokage bernama Kholil dan Aan, dan belum menyangka akan berteman dengan cowo bernama Choirul Arifin.
    Lalu akhirnya masa-masa sekolah berjalan begitu saja, masih ingat kan bagaimana kita awal kenal dulu di kelas XI IPA 1? masih malu-malu gitu, masih pelit ngasih contekan gitu, dan masih belum senyaman hari ini, belum selepas hari ini. Masih terekam jelas, rasanya pun baru kemarin, kita bangun sepagi mungkin, lalu lari lari kecil masuk ke sekolah sebelum pintu pagar di kunci sama si babe. Dan masih ingat jelas pagi-pagi menyalin pe er punya teman, karena semalam sibuk nonton bola. Atau masih ingat gak? omelan guru yang satu itu, Ibu Ris Mimin, tatapannya itu loh, menggetarkan. Masih jelas terlihat wajah Miss Tris yang repot dengan tingkah kita. Aah rasanya semua masih terlalu singkat untuk kita.
    Sampai akhirnya tidak terasa, sudah dua tahun kita ada dalam ruangan yang kita sebut kelas, dengan aksesoris yang isinya hanya meja, kursi dan selembar papan tulis. Semembosankan itu ruangan kita? Ooh tidak, di ruangan itu sudah terlalu banyak cerita, cita dan cinta kita yang secara tidak sadar sudah kita rajut bersama. Di ruangan itu tidak pernah alpa suara tawa kita, suasana tegang kelas, atau sekedar belajar demi mengejar nilai UTS, UAS dan UN. Cerita di antara kita ngga bisa dijabarkan satu malam ini, terlalu panjangm terlalu indah, dan terlalu sayang untuk akhirnya nanti akan terlupa.
    Dan secara tidak sadar, moment di tempat ini akan menjadi moment terakhir kita bisa berkumpul selengkap ini, besok, lusa dan seterusnya kita ngga lagi masuk ruangan kelas XII IPA 1. Kita tidak akan lagi menggunakan seragam yang itu-itu saja, putih abu-abu. Tapi sadar tidak, kita akan begitu merindukannya nanti, iya nanti, 3-4 tahun ke depan. Ketika tidak ada lagi suara tawa melengking dari Tijah, banyolan khas milik si Dede, atau ngga nemu lagi Fadhil yang hobi tidur di kelas. Aah sudahlah, biarkan tiga tahun SMA, dan dua tahun satu kelas bersama kalian menjadi album manis yang akan aku simpan sebagai bekal dan pembelajaran di setiap langkah kehidupanku yang sebenarnya besok dan nanti.
    Oke, selesai sudah masa SMA. Usai sudah bangku sekolah. Katakan selamat datang pada dunia baru, perkuliahan. Bayangkan dengan jelas diri kalian dengan almamater-almamater universitas kalian nanti. Lihat dengan baik bagaimana gagahnya Ipin dengan almamater hijau UNJnya, atau Aan dengan almamater Biru dongker IPBnya, Sila dengan jurusan Ilmu Gizi IPB. Bayangkan dengan baik sosok kalian ketika kuliah nanti, lihat dan rasakan dengan jelas.
    Lihat, begitu jelas mimpi kita sudah terancang. Merentang lebar siap menyambut kita. Masih panjang perjalanan kita di depan. Genggam, genggam lebih erat tangan kawan di sampingmu, rasakan denyut dan aliran darah semangat yang ada di sana. Semangat kita masih sama, XII IPA !, Scosient siap menaklukan dunia! Kita akan tetap sama, masih akan tetap begini sampai nanti. Jangan pernah lupa akan cerita kita, dan jangan luput semangat dalam dada. Karena kitaa, SATUU!!
    (Berputar lagu Bondan Prakoso, Sang Juara)
    Dalam hitungan ketiga, lepaskan, teriakan sekuat mungkin nama kelas kalian! Satu, Dua, Tiga.. SCOSIENT!!!


    Narasi Perpisahan yang saya tulis, lalu saya bacakan di tengah lingkaran renungan malam perpisahan kelas adik saya, XII IPA 1, MAN 9 Jakarta. Senang rasanya ada dalam bagian bahagia dan tangis perpisahan mereka.
    Adik saya, Choirul Arifin, yang sedari Februari kemarin tengah merasakan Kanker Nasofaring yang ada dalam rongga hidungnya. Tidak mudah bagi dia menyelesaikan bangku persekolahan SMA berbarengan dengan serangkaian pengobatannya, kemoterapi dan lainnya, melaksanakan UAS dan UN di ruang UKS.
    Tetapi ternyata semangat dari teman-temannya begitu luar biasa, kehadiran mereka setiap hari dalam perjuangan itu begitu menularkan semangat dalam diri adik saya Terima kasih untuk persahabatan dan keikhlasan doa kalian untuk Ipin.
    Semangat yaa, jalan kalian masih panjang, selamat melepas masa putih abu-abu adiks :)

    4 Mei 2015
    Cisarua, Bogor



     Terima kasih Scosient :)

     Selfie bareng, serasa 4 tahun lebih muda :D


    Bersama Choirul Arifin, alias Ipin, Alias Ilul :D


  2. 0 komentar:

    Post a Comment