- 
Ku Peluk Jarak dalam Aksara RinduFriday, March 27, 2015 Di pertengahan malam ini, di antara hujan turun tiada henti
 Aku melukis wajahmu dalam embun hujan di balik kaca jendela
 Sambil mendengar gemericik setiap tetesnya di atap rumah,
 bagaikan musik alam nan merdu
 
 Hatiku tak menentu malam ini,
 terasa bahagia tak lagi mampu ku bendung
 Membuncah...
 Detik jam kian menyatu diantara kelam menemani,
 Bagai melodi dalam menikmati kebahagiaan ini
 
 Ku eja lagi aksara rindumu sore tadi, terekam tulus dalam tiap ucap
 Aku rindu..
 Aku rindu,
 katamu di seberang sana,
 Terhalang seribu empat ratus dua puluh kilometer
 Tapi aku masih mampu terjemahkan dengan jelas
 
 Kita ucap lagi sebait doa pelipur rindu hari ini
 Sebagai penyemangat untuk dua insan yang terpaut kasih yang terhalang jarak
 Pintaku malam ini, satukan kami dalam cinta yang abadi
 
 Jakarta - Makassar
 
 24 Maret 2015Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:40 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
- 
Tepat pukul dua pagi dini hari
 Gelap masih memeluk dalam pekat yang tercekat
 Lalu kata semakin sulit terucap
 Karena ego yang mungkin sudah mengikat
 
 Baru tiga belas jam lalu aku membeku diantara lagu manismu
 Kamu hadir entah karena rindu atau kaku pada pintaku
 Yang aku tau siang tadi,
 aku terlalu ingin mendengar suaramu
 
 Cinta hanya ingin tulus tanpa cela
 Mengalun perlahan, namun membekap tanpa ampun
 Hingga menjadi candu, yang melulu membuatku merintih rindu
 
 Mungkin asa yang tak terucap,
 Pilu yang tak terungkap,
 Dan kasih yang ikhlas di tiap doa,
 Akan lebih berkilau di hatimu
 
 Akan kudendangkan lagi lagu yang membisu,
 Di antara sapa yang terputus dalam jarak
 
 02.05
 27 Maret 2015Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:34 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
- 
Kutemui lagi sunyi malam dingin
 Masih tetap menatap butir hujan di kaca jendela
 
 Sudah sepekan ini malamku menjadi lebih panjang
 Habis diantara gundah menanti kabar
 Menanti kata yang menari di antara jemarimu
 Kata yang serupa pupuk tumbuhkan senyum tanpa hujuang dikulum bibir
 
 Sudah hampir dini hari,
 Mataku sayup, hampir pasrah menatap layar yang tak jua bergetar mengantar kabar
 Aku tetap menantimu,
 Menantimu yang sekedar mengirimkan kata pengantar mimpi, seperti sepekan lalu
 
 Untuk kata yang mungkin sempat melukaimu di hari kemarin
 Atau mungkin gores kecewa pada hatimu,
 Aku sungguh percaya akan kamu
 Hanya doa yang bisa aku titipkan dalam tiap sujud membawa namamu
 Memohon untuk menjaga hatimu hanya untuk aku
 Kita bertemu atas seizin Allah, begitu katamu
 Aku mengaminkan
 
 00.38
 21 Maret 2015Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:28 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
- 
Stay PositiveFriday, March 20, 2015 Aku mempelajari hal hebat dari orang yang begitu ikhlas menjalani hidupnya.Belum ada kata marah pada hidup, apalagi menyalahkan takdir dalam ucapnya.Selalu berusaha menghadirkan senyum dan tawa pada diri orang lain, tanpa sempat memikirkan dirinya sendiri.Ia hanya ingin berarti dan bermanfaat.Entah kenapa hari ini ingin menulis tentang hal ini.Hidup adalah bagaimana kita memaknai dan menikmatinya. Mengikuti semua rencana Tuhan yang telah disiapkan dengan indah. Keyakinan ini selalu dipupuk untuk membuat kita bersyukur pada apapun yang kita terima dan jalani.Menyalahkan keadaan, atau sekedar bersumpah serapah pada masalah yang kadang menghampiri kita tanpa negosiasi, memang adalah hal yang paling mudah untuk kita lakukan. Emosi meningkat, fikiran negatif menguasai, dan semua terlihat serba mencurigakan. Kepuasaan pasti akan terasa ketika itu. Iya, ketika itu saja. Karena setia pada yang baik adalah upaya yang tidak pernah sia-sia.Malam itu aku membaca tentang apa yang disebut “mimpi harus kita punya”. Tanpa mimpi, bagaimana orang macam kita bisa bertahan hidup? Bukankah bermimpi itu gratis? Tinggal bagaimana kita mampu melampaui mimpi-mimpi itu. Anies Baswedan mengatakan “Pemimpin itu adalah Pemimpi+N. N nya adalah Nyali” jadi untuk menjadi pemimpin, kita cukup menjadi seorang yang berani bermimpi. Subhanallah.Seorang yang baru aku kenal, yang saat ini membuatku menghabiskan bermenit-menit dalam jeda kegiatanku untuk sekedar merenungi makna hidup. Ia adalah seorang yang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Hidupnya enak? Tentu tidak, terlalu banyak pembelajaran hidup yang ia dapatkan di usianya yang masih terbilang muda. Karena orang besar dilahirkan dari rahim kehidupan yang kaya akan makna dan proses hidup yang tidak boleh mudah. Ia terlalu kuat jika hidupnya tanpa liku.Banyak mengalami kesulitan, cobaan dan hal yang menakjubkan membuatnya kerap mengeluh? Rasanya tidak. Ternyata ia benar-benar seorang pemimpin. Tidak mengenal penyesalan, keluhan, apalagi serapah pada kehidupan. Optimis itu harus kata dia, “tidak ada yang tidak mungkin jika yang diatas sudah berkehendak” begitu ucapnya ketika itu. Ucapan itu terdengar biasa saja, banyak yang sudah mengucapkannya. Tapi ia mengatakan itu karena sudah merasakan asam manis garam kehidupan di usianya yang muda, dan ia benar memegang prinsip itu dalam menjalani hidup. Semoga mimpinya terlampaui, mengukir senyum di bibir kedua pahlawannya, Ayah dan Ibu.Lalu ia menghabiskan waktu luangnya di antara anak-anak jalanan. Transfer ilmu pengetahuan dan berupaya memenuhi hak bahagia anak-anak. Nampaknya, lingkup ini mengajarkan berjuta makna pada dirinya. Jangan pernah merasa menjadi orang paling sulit dalam hidup. Mensyukuri segala nikmat dari Tuhan, nikmat hidup, nikmat bersaudara, nikmat dilahirkan dan sebagainya bisa kita lakukan ketika kita ikhlas.“Ikhlas itu adalah bersyukur bahwa apa yang kita dapat hari ini adalah hal terbaik yang diberikan oleh Sang Pemilik Rezeki. Bahwa, masalah yang kamu hadapi saat ini adalah rezeki terbaik bagi kamu. Ingat, Dia tidak pernah salah memilihkan peran dan skenario hidup seseorang” -9 Matahari-Setiap perkenalan akan memberikan pembelajaran baru jika kita mampu memaknai dan menghargai setiap pribadi. Setialah pada yang baik. Berupaya naik kelas dalam sekolah kehidupan, dan tentunya berikanlah kebermanfaatan untuk lebih banyak sesama. Stay Positive!Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:58 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
- 
 
 Detik ini nadiku berdetup lebih getar,
 wajahku kebas membaca kata-kata cintamu
 Ini nyata atau hanya sekedar fatamorgana
 Entah, yang aku tau cinta telah merasuk dalam relung hati,
 melemahkan jiwaku, hingga merusak logikaku
 
 Masih terukir sempurna lekuk senyummu serupa capture itu, ya aku merindukanmu
 Tak puas rasanya hanya memandangmu lewat layar kecil tanpa suara
 Melumat tiap sudut senyummu tanpa alpa sesenti pun,
 aku sudah mampu melukismu dengan cinta
 
 Lalu kamu menuntunku untuk lagi mengalahkan jarak dan waktu
 Karena bagiku tiap butir doalah yang mampu mendekatkan jarak
 Hingga kau mengajarkan aku menghargai waktu untuk mencintaimu
 
 Untuk semua kata,
 untuk semua tawa
 Dan untuk semua air mata,
 Aku untai sebait ucap, terima kasih sayang..
 
 18 Maret 2015
 
 berpuisi bersama Seniman MalamDiposkan oleh koikhoiriyyah di 8:20 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
- 
 
 Sore itu hujan turun tak seramah hari-hari kemarin
 Gelap tanpa ampun dan tularkan dingin sedalam-dalam sukma
 Aku tak mengapa biru membeku senja ini
 Asalkan jangan kamu
 Berucap dingin tak terkira, pucat pasi tak bisa lagi kau tutupi
 
 Hari itu kamu menangis adik
 Serasa runtuh hatiku mendengar isakmu
 Tersedak lendir yang bersarang jahat di rongga hidungmu
 Sesak mengguncang bahumu yang semakin ringkih
 Jangan, jangan lagi kau jatuhkan air matamu
 
 Karena pangeran Ibu akan tetap jadi jagoan istana kita
 Matamu masih berkata kalau semua akan baik-baik saja
 
 Masih terasa hangat genggam tanganmu dini hari malam lusa kemarin,
 ketika suhu tubuhmu lagi-lagi naik,
 Aku akan tetap di sini
 
 Selalu manis terdengar sapaanmu setiap waktu
 Karena hanya kamu adikku
 
 Tenang, Allah bersama kita
 
 12 Maret 2015Diposkan oleh koikhoiriyyah di 8:10 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
- 
Kalut di Antara HujanTuesday, March 17, 2015 Tiba tiba tanpa aba-aba hujan turun dengan kalap
 Gelap mengungkung bergantian dengan terang diantara petir
 Aku menangis
 
 Sore ini hatiku kembali kalut
 Tak menentu, tapi tak bisa berteriak
 Karena bibirku kelu
 Senyum yang kau hadirkan tadi pagi akhirnya pergi tanpa bekas
 Aku menangis tanpa suara
 
 Yang aku takutkan bermalam-malam kemarin akhirnya kau ucap dengan mudah
 Cintamu akan dia
 
 Hati-hati pada hati ini, sekali tergores, akan sulit mengobati
 Karena cintaku sederhana tanpa syarat,
 putih bersih tak ingin lagi terluka
 Aku mempercayaimu
 
 15.30
 17 Maret 2015Diposkan oleh koikhoiriyyah di 4:33 PM | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |   
 
 
.jpg)
.jpg)

