Rss Feed
  1. Hujan Senja Ini

    Wednesday, December 10, 2014

    Sore lagi lagi menemuiku dgn muram yg tak mau pergi dari wajahnya
    Karena waktu tak akan berhenti
    Melaju tanpa perduli kamu yg terseret mengikutinya
    Terpapah tanpa tau arah

    Hujan bergerak lambat bergeser dari kampung sebelah
    Begitu perlahan, seakan gerimis ini menghentikan segalanya
    Yg ada hanya aku dgn kosongnya tatap dan bisunya rintik yg perlahan tiupkan semilir udara hujan

    Semua menjadi begitu tenang seiring hujan yg tersenyum
    Menggandengku keluar dari dunia yg bising akan benci dan caci
    Seketika hujan menjadi hangat menyejukan, seelok embun di pelupuk pagi
    Matahari yg katanya hanya sampai petang menemani, terus menggantung sinar
    Bercengkrama dengan anganku yg semakin terbang, hanyut terbawa tenangnya hujan sore ini
    Walau pelangi enggan menari, tapi alam tengah manis mendekap
    Terima kasih senja, kau masih mampu hadirkan sekulum senyum pada wajahku yg terlalu kosong dari kata cinta

    17.13
    8 Desember 2014


  2. Karena Kita Selalu Berbalut Tawa

    Friday, December 5, 2014

    Disini, tempat kita ber abu-abu, akan hadir lagi derai tawa yang sama dalam sukses yang melengkung indah


    Malam terdengar bosan menanti kisah yang telah lalu
    Tentang cinta yang merekah dalam semangat belajar dimasa abu abu
    Kawan, tahukah kamu, malam ini aku rindu masa itu

    Tawa renyah tanpa cela tak pernah lepas dalam pelukan kita
    Berbagi suka walau duka tak pernah sirna dari mata
    Tapi tak ada yang kami pinta, kecuali bersama habiskan waktu dalam canda

    Telah lama kita tidak bersua tampa absen seorangpun jua
    Tapi harap itu tak pernah luput dalam dada
    Karena rindu telah sampai ke puncak, dan aku tak tau kapan akan terobati

    Kawan, aku masih tak ingin berbincang tentang jarak
    Jarak yang telah menanti kita di persimpangan sana
    Yang tidak lama lagi akan kita lalui bersama
    Tapi aku tidak suka itu, karena terlalu banyak arah di sana yang bersedia pisahkan tempat kita berpijak
    Tapi ingat kawan, hati kita akan tetap bersama tanpa sudi berpisah
    Menyatu seperti layaknya dulu kita dalam abu abu

    Hangat itu tak akan pernah berubah temanimu meniti langkah menuju indah
    Karena jiwa kita telah berjanji
    Disini, tempat kita ber abu-abu, akan hadir lagi derai tawa yang sama dalam sukses yang melengkung indah


    22 Juli 2011


    Masa muda adalah masa yang berapi-api, dan masa SMA katanya adalah masa yang paling indah.
    Setidaknya keindahan yang tak pernah usai di masa abu abu itu terekam jelas dalam sebait dua bait puisi ini.
    Puisi ini sudah tiga tahun lalu aku tulis, dan ditemukan kembali di draft message mobilephone salah satu sahabat di SMA. Senangnya menemukan karya yang masih tersimpan oleh sahabat.
    Terima kasih kawan kawan SMA ku, begitu bersyukur bisa mengenal, bersaudara dan menjadi salah satu dari kalian. Karena kalian tak ternilai :) 



  3. Untaian kata bernada harmoni rangkaikan sajak yang bernyanyi
    Biar sayat terus menggores dalam hati, tapi puisi tetap mengobati
    Karna aku butuh pena, untuk melukis makna yang menjuntai di jemari

    Masih tercium semerbak hujan dalam sore
    Basahi tanah luapkan bau berkawan
    Tak ada yang lebih romantis  selain rintik yang sendu mengalun
    Mainkan simfoni luruhkan duka menggantung

    Tak terasa hujan pun hantarkan beku bernada kelabu
    Semburatkan gigil yang menelusup se dalam dalam hati

    Tapi hanya rintik yang temaniku dalam petang di tempat seburam ini


    21 Juni 2014


  4. Baru dua malam kita tak bermain kata
    Terasa kaku namun rindu
    Tak lagi melulu tentang mereka, aku benar menanti kabarmu

    Ku senandungkan lagi nada nada pesan yang kemarin mengantar mimpi
    Ah, rasanya hanya ekspektasi
    Naif dalam puja yang diam, begitu ironi
    Terlalu pecundang, tertawa bersamamu dengan tutup mata akan dia

    Tidak mungkin, kau terlalu erat memeluknya
    Hatiku mencelos ngilu melihat senyummu di capture itu

    Akupun terbawa oleh canda yang ku cipta sendiri
    Mungkin ….
    Ini benar hanya tawa yang selalu terumbar
    Iya, kita memang tidak seserius itu

    21.19

    18 November 2014