-
Sunyi tak Berujung
Thursday, May 19, 2011
Tak pernah aku rasakan segelap ini
Sebenarnya terang, tapi entah tak kurasa setitik pun cahaya
Menikmati gerimis dengan hati ungu membeku
Terselip butir-butir harap di antara penat kota
Melingkarkan tanya akan makna yang kian mengusik
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 12:35 PM | Label: Puisi, Sunyi | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Entah mengapa hati ini membuncah membacamu
Bersemangat sangat penuhi pintamu
Akan kutemui kau, yang telah menungguku
Kan ku bingkisi kau dengan senyum sukses penuh makna
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 12:16 PM | Label: Puisi, Semangat | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Sajak Cinta Terluka
Wednesday, May 11, 2011
Sajak duka tak pernah henti goreskan pena
Tentang rasa yang mengalun bernama cinta
Tak ada perih selain pilu
Duka ini tak pernah usai kelabukan dunia
Menggores tiap dinding hati dengan tintanya yang basah
Tak ada yang kuasa menghapus, selain tulus dan pupus
Sesimpul itu kau sunggingkan senyum
Mencoba hadirkan sepercik cinta,
meski kau tahu, luka itu masih menganga
Inikah yang kau sebut damai?
Merajut hidup dengan jarum yang selalu menusuk jari
Sudahlah, kau obati dulu luka di jarimu
Agar tak ada lagi noda di baju kusammu
Jakarta, 9 Mei 2011
*dengan bubuhan judul dari Rahmah AmalyahDiposkan oleh koikhoiriyyah di 12:32 PM | Label: Luka, Puisi | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Pekat Malam Penghantar Pilu
Friday, May 6, 2011
Malam ini terlalu pekat untuk kutuliskan kisah tentang perih
Sunyi tak akan beri jawab akan tanya yang beribu
Cahaya tak lagi beri jalan di malam sepilu ini
Apakah aku terlalu mendusta pada alam?
Meminta damai, apakah salah?
Sepi ini telah bosan menemaniku menangis
Tak adakah suara yang bisa keringkan air mata?
Diposkan oleh koikhoiriyyah di 12:00 PM | Label: Puisi, Sunyi | 3 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Photo by: Putri Rizki
Gemerisik pantai alunkan lagu sendu sembilu
Hantarkan cinta yang membiru
Tak ada lagi selain biru
Hendak kemana akupun tak tau
Hanya berjalan berdamping ombak bersama sunyi
Hingga sampai pada ujung
Yang tersisa hanya laut yang semakin membiru
Pari, 1 Mei 2011Diposkan oleh koikhoiriyyah di 11:17 AM | Label: Pantai, Pari, Puisi | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |
-
Pantai Kerontang
Thursday, May 5, 2011
photo by : Aliya Mu'afa
Angin ini terlalu ngilu untuk sisipkan pesan
Adakah harap untuk kutunggu di dermaga yang kosong?
Terlalu letih aku berteman ombak menantimu
Tak inginkah engkau merapat di pantai yang kerontang ini?
Pari, 30 April 2011Diposkan oleh koikhoiriyyah di 9:55 AM | Label: Pantai, Pari, Puisi | 0 komentar | Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook |