Ada
momentnya, kita membiarkan angin membawa diri melayang dan terjatuh di sebuah
titik.
Ada saatnya kita membiarkan kaki melangkah tanpa arah, hingga akhirnya terduduk
di suatu tempat, entah dimana.
Ada
kalanya kita membiarkan hujan menguyur, memeluk kita dengan erat, dengan
dinginnya, hingga akhirnya kita gigil dalam peluknya.
Ada
saatnya kita membiarkan fikiran begitu kosong, sekedar menghabiskan waktu dalam
lamun beratus-ratus menit.
Ada
waktunya kita merasa begitu pasrah, menjalani segalanya mengalir begitu saja,
tanpa ambisi berlebih, hanya ingin damai dalam hati.
Lalu
apakah itu titik nadir tanpa nilai?
Tentu
tidak.
Karena
ini adalah manusia, bukan robot tanpa asa.
Moment
ketika akhirnya kita harus mereda sedikit dalam berlari adalah waktu untuk
mengingat kembali apa saja yang sudah kita lalui.
Atau
mungkin itu adalah ketika kita merasa begitu lelah setelah berlari dengan
cepatnya, tetapi akhirnya kita tersungkur karena batu di tengah jalan.
Ketika
semua target, cita-cita dan visi tertancap mantap di depan dahi, tapi begitu
sulit untuk kita genggam.
Disaat
itulah, kita ruangkan waktu untuk sekedar duduk. Sendiri saja, cukup kita, alam
dan pemiliknya yang berdiskusi di waktu itu. Menghabiskan waktu berbincang pada
diri sendiri, membiarkan mata menangis dan akhirnya menemui jawaban dalam jiwa
sendiri, lalu bersyukur atas batu yang telah Rabb izinkan menjadi musabab
tersungkurnya kita.
Karena
semua atas izin dari-Nya
Sepilu
apapun itu, sesakit apapun, sesulit apapun dipercaya, sejatuh-jatuhnya, apapun
itu adalah bagian dari skenario-Nya.
Ketika
kita dijatuhkan dalam masalah, terlebih masalah yang begitu besar dan pelik,
itu adalah pertanda kita akan naik kelas kehidupan. Kita dimasukan dalam
masalah itu karena memang kita mampu, subhanallah, nikmat mana lagi yang kau
dustakan. Masih diizinkan mengikuti ujian untuk naik kelas kehidupan.
Belajarlah dalam hidup, agar mudah melewati ujian dan mampu naik kelas dengan
nilai yang baik.
Karena
semua yang ada didepanmu, dihidupmu, baik ataupun buruk adalah bagian pelajaran
kehidupan yg harus kita ikuti sebagai tahapan mengikuti ujian tadi.
Lalu
bagaimana untuk kita mampu naik kelas?
Mengutip
satu part dalam buku '9 Matahari'
"Ada
3 aturan main untuk bisa naik kelas dalam sekolah kehidupan.
1.
Tidak menggunakan jarimu untuk menunjuk dan menyalahkan orang lain
2.
Putuskan rantai dendam yang ada dalam diri kamu
3.
Lalu ikhlaslah
Ikhlas
itu adalah bersyukur bahwa apa yg kita dapat hari ini adalah hal terbaik yang
diberikan oleh Sang Pemilik Rezeki. Bahwa, masalah yang kamu hadapi saat ini
adalah rezeki terbaik bagi kamu. Ingat, dia tidak pernah salah memilihkan peran
dan skenario hidup seseorang."
Ikhlaslah.
Yakini rencana kita tak akan lebih sempurna dibanding rencana sang pemilik
kita. Jika apa yang kita rencanakan tidak berjalan, dihentikan begitu saja,
berarti rencana yang lebih indah akan segera berjalan atas izin-Nya,
bersyukurlah, bersabarlah.
Skenario
Sang Rabb terlalu indah dan sempurna untuk mudah kita pahami, perlu tawadhu dan
ikhlas untuk benar benar memahaminya.
Hidup
itu indah, jangan sampai rusak hanya karena nafas kita penuh dengan keluhan dan
caci maki.
Duduklah
sejenak, merenung, berdiskusi pada jiwamu sendiri, ikhlas, bersyukur dan
berbahagialah.
Selamat
belajar :)
13.59
2 Juni 2015
Welcome
JUNE!