Rss Feed
  1. Diorama Luka

    Wednesday, April 23, 2014




    Mengeja detik per detik kata
    Amati ber lembar lembar sketsa
    Rekam berpuluh puluh cerita
    Tak kunjung usai

    Malam turun bersama embun merambat meter per meter bukit
    Dingin pun tak ingin lekang walau hanya untuk berkedip
    Terlalu mengurung hingga terkungkung tiada ampun

    Karena kadang luka harus terselip ditiap gores kisah
    Mengukir tiap perih di lekuk lekuk kata
    Meledak dalam sunyi tangis tiap sujud sembah

    Jika tuan melihat senyum tersungging kecil diujung bibir nona
    Hapus setitik hangat yang mulai muncul diujung mata sedetik kemudian
    Tidak mungkin luka itu tak menekan hatinya
    Topeng cantik yang terpampang itu sungguh pilu jika harus dibuka

    Tapi malam tak akan berteman hingga akhir
    Karena pagi akan datang, memeluk hangat dalam cahayanya